Manusia diberikan kelebihan dibandingkan makhluk lain ciptaan Tuhan dengan adanya akal pikiran dan budi nurani. Namun, setiap manusia tidaklah sama, takaran yang dimiliki berbeda-beda sehingga menimbukan perbedaan pendapat, kehidupan, kepercayaan dan cara kita untuk melihat dan memahami sesuatu. Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut yang disebut sebagai diversity. Diversity sangatlah indah jika bisa dikelola secara positif dan manusia harus mengetahui cara merekatkan perbedaan yang ada antara sesama manusia.
Suatu bangsa selalu akan dipengaruhi lingkungannya dalam menjalani hidup berbangsa. Pengaruh tersebut berdasarkan pada hubungan timbal balik antara filosofi bangsa, ideologi, kondisi sosial masyarakat, keadaan alam, dan lain-lain sehingga memerlukan konsep berupa wawasan nasional agar terjadi kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri bangsa.
Wawasan berasal dari kata wawas dalam Bahasa Jawa yang artinya cara melihat, cara meninjau, dan cara pandang. Dalam mewujudkan aspirasi dan perjuangan ada 3 faktor penentu yang harus di perhatikan oleh bangsa yaitu bumi tempat kita tinggal, jiwa dan tekad rakyatnya dan lingkugan itu sendiri.
Kekuasaan dalam suatu negara memiliki beberapa paham kekuasaan:
- Paham Machiavelli --> Dalam buku politik yang dikarangnya, ia menyebutkan bahwa memberikan pesan tentang cara membentuk kekuatan politik yang besar agar sebuah negara dapat berdiri kokoh, di dalam terkandung beberapa kostulat dan cara pandang bagaimana memelihara kekuasaan politik, sebuah negara akan bertahan jika menganut tiga dalili yang menganut sistem zionisme dimana yang kuat yang menang.
- Paham Kaisar Napoleon Bonaparte (abad XVIII) --> revilusioner dibidang cara pandang dan pengikut teori Machiavelli. Napoleon berpendapat bahwa perang di masa depan akan merupakan perang total yang mengerahkan segala daya upaya dan kekuatan nasional.
- Paham Jenderal Clausewitz --> Menurut Clausewit, perang adalah Kelanjutan politik dengan cara lain. Peperangan adalah sah –sah saja dalam memcapai tujuan nasional suatu bangsa pemikiran tersebut inilah yang membenarkan / menghalalkan Prusia ber ekspansi sehingga menimbulkan Perang Dunia I dengan kekalahan dipihak Prusia (Kekaisaran Jerman).
- Paham Fuerback dan Hegel --> Pada abad XV11 maraknya paham Perdagangan Bebas ( Merchantilism ) merupakan nenek moyang Liberalisme. Paham ini berpendapat bahwa ukuran keberhasilan ekonomi suatu negara adalah seberapa besar surplus ekonominya terutama terukur dari emas
- Paham Lenin (abad XIX) --> Lenin telah memodifikasi ajaran Clausewitz, menurut Lenin, perang ialah : Kelanjutan politik secara kekerasan. Bahkan rekan Lenin, yaitu Mao zhe dong, lebih ekstrim lagi ,yaitu perang ialah kelanjutan politik dengan pertumpahan darah.
- Paham Lucian W.Pye dan Sidney
Selanjutnya ada teori-teori geopolitik yang terbagi lagi menjadi:
- Pandangan ajaran Frederich Ratzel --> Lahir – Tumbuh – Berkembang – survive of life, menyusut dan mati
- Pandangan ajaran Rudolf Kjellen --> Kjellen menyatakan negara adalah suatu organisme yang dianggap sebagai “Prinsip dasar”. Negara sebagai satuan biologis, suatu organisme hidup yang juga mempunyai intelektual
- Pandangan ajaran Karl Haushofer
- Pandangan Ajaran Sir Halford Mackinder --> Siapapun yang dapat menguasai daerah Eurasia dapat menguasai Eurasia dan Afrika. Siapapun yang bisa menguasai Eurasia dan Afrika akan dapat menguasai seluruh dunia.
- Pandangan Ajaran Sir Wartel Raleigh dan Alfred Thyer Mahan --> Barang siapa yang mengusai lautan akan mengusai perdangan Mengusai perdagangan berarti mengusai kekayaan dunia ,sehingga akhirnya menguasai Dunia
- Pandangan Ajaran W.Mitchel A.Saversky ,Giulio Douhet ,dan John Frederik Charles Fuller --> Keempat dari mereka menggagasi kekuatan udara atau wawasan dirgantara. Kekuatan udara mempunyai daya tangkis terhadap ancaman yang dapat di andalkan dan melumpuhkan kekuatan lawan dengan penghancuran di kandang lawan itu sendiri agar tidak mampu bergerak menyerang.
- Pandangan ajaran Nicholas J. Spykman
Wawasan Indonesia menganut paham kekuasaan yang tidak mengembangkan ajaran tentang kekuatan karena tidak sesuai dengan UUD dan Pancasila. Paham Geopolitik Indonesia pun menggagasi bahwa Indonesia mengantu paham Negara Kepulauan yang menyatakn laut sebagai penghubung sebagai satu kesatuan yang utuh sebagai Satu Tanah Air
Tidak ada komentar:
Posting Komentar