Hai, nama saya Devy Paramitha dan telah berumur 19 tahun sejak sebulan lalu
yang berarti saya lahir pada akhir Februari. Saya anak kedua dari tiga
bersaudara. Ibu saya berasal dari suku Minang sementara Ayah saya besar di
Makassar. Kami merupakan keluarga nomaden sejak lama dan sekarang menetap di
Jakarta.
Seperti anak kecil kebanyakan, saya sempat bercita-cita menjadi dokter
kemudian beralih menjadi astronot hingga SMA. Sebelum lulus SMA, saya berpikir
bahwa kontraktor adalah pekerjaan yang keren sehingga sebenarnya saya ingin
masuk Teknik Sipil. Sekarang saya merupakan mahasiswi di Universitas Gunadaram
dengan program studi Teknik Industri.
Saya masuk ke beberapa fandom dan menghabiskan hampir seluruh waktu luang
saya disana sekaligus melatih bahasa kapital fangirl. Saya dan Ayah dekat
karena sama-sama memiliki minat di bagian kesenian, film, dan politik sedangkan saya
dan Ibu dekat karena sama-sama menyukai jalan-jalan dan es krim. Saya dan kedua
orangtuaku juga menyukai satu orang yang sama: Taylor Swift. Mereka Taylor
Swift af. Kadang mereka akan berhenti berbicara dan menyuruhku ikut
mendengarkan jika tiba-tiba mendengar lagu-lagu milik Taylor.
Akhirnya kita tiba di bagian kupas-mengupas mengenai diri sendiri secara lebih dalam. Berikut adalah beberapa hal yang saya banggakan dari diri saya:
- Saya senang berbicara mengenai apa saja sehingga saya mempunyai cukup banyak kenalan dari berbagai kalangan. Memiliki banyak kenalan cukup menguntungkan karena kami saling memberikan informasi dan hal-hal menarik yang terjadi di sekitar kami. Walaupun saya belum pernah bertemu setengah dari mereka, kami sudah sangat akrab layaknya teman lama.
- Art is my thing. Di waktu luang, selain berfangirl-ria, saya juga senang mengutak-atik hal-hal tidak terpakai menjadi suatu yang lebih berguna sehingga jika melihat barang buatan di rumahku, chances 85% that I made them myself.
Dibalik kelebihan,
tentu ada kekurangan. Dengan jujur dengan diri sendiri, kita bisa lebih
mengenali diri kita sendiri dan bisa memperbaiki kekurangan tersebut atau
mungkin mengubahnya menjadi sesuatu yang unik dan baik.
- Mungkin sebenarnya saya terlihat anti sosial, saya hanya selectively-social. Hal ini mungkin bertolak belakangan dengan poin satu di paragraf sebelumnya, namun kita memang perlu selektif dalam memilih teman karena semakin sedikit ‘teman’ yang kita miliki, semakin sedikit pula drama yang akan terjadi.
- Malas atau terlalu rajin. Saya bisa menjadi sangat malas pada satu waktu dan kemudian menjadi terlalu rajin di lain waktu.
Yey sudah selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar