Selasa, 10 Juni 2014

Cinta Tanah Air


Film berlokasi Prancis pada abad ke-18 ini diawali dengan dibebaskannya seorang narapidana bernama Jean Valjean yang dipenjara selama 19 tahun karena mencuri sepotong roti. Bagaimana mungkin bisa dipenjara selama itu karena mencuri sepotong roti? Sebenarnya hukumannya hanya 5 tahun tapi menjadi berlipat-lipat karena ditambah 12 tahun akibat 4 kali berusaha melarikan diri, dan 2 tahun akibat melawan dalam salah satu upaya pelariannya.

Sesuai judul filmnya yaitu Les Miserables yang dalam bahasa Prancis berarti orang-orang menderita, nasib Jean Valjean benar-benar malang. Inspektur polisi tempatnya dipenjara yaitu Inspektur Javert kelihatan sangat benci kepada narapidana bandel ini sehingga walaupun ia membebaskan Jean Valjean tetapi dengan pembebabasan bersyarat yaitu bebas dari penjara tapi terus dalam pengawasan polisi.

Lebih parah lagi, status narapidana yang masih dalam pengawasan kepolisian itu ditulis dalam kartu tanda penduduk (KTP) Jean Valjean. Akibatnya Jean Valjean sangat sulit mencari pekerjaan dan selalu dihindari orang.

Untunglah ada seorang Uskup bernama Uskup Myriel yang mau menerima Jean Valjean dalam Katedralnya. Tapi sayang sekali, Jean Valjean yang sudah sangat dendam dengan semua nasib sialnya itu membalas kebaikan Uskup Myriel dengan kejahatan. Pada malam harinya, Jean Valjean diam-diam pergi dengan membawa perhiasan-perhiasan perak Katedral.

Jean Valjean kembali tertangkap polisi karena pencuriannya itu dan dibawa menghadap Uskup Myriel. Tetapi Uskup Myriel benar-benar berhati emas, di hadapan polisi Uskup Myriel malah mengatakan bahwa ia memang memberikan perhiasan-perhiasannya pada Jean Valjean sehingga Jean Valjean terhindar dari penjara. Bahkan Uskup Myriel menambah lagi 2 tempat lilin perak kepada Jean Valjean.
Walaupun demikian Uskup Myriel berpesan pada Jean Valjean agar menggunakan pemberian-pemberiannya itu untuk berubah menjadi manusia yang baik dihadapan Tuhan.

Kebaikan hati Uskup Myriel itu ternyata bisa membuka hati Jean Valjean sehingga ia berniat berubah menjadi orang baik. Dengan menggunakan identitas baru, Jean Valjean pergi ke sebuah kota kecil bernama Montreuil-sur-Mer.

Di Montreuil-sur-Mer, Jean Valjean berhasil mendapat pekerjaan di sebuah pabrik konveksi. Setelah bekerja selama beberapa tahun, ia pun menggunakan tabungannya dan perhiasan perak pemberian Uskup Myriel untuk membeli pabrik itu. Sejak itu Jean pun menjadi pengusaha terhormat dan dikenal dengan nama baru yaitu Monsieur Madeleine atau Bapa Madeleine. Bahkan Jean Valjean bisa menjadi walikota Montreuil-sur-Mer.

Sebagai walikota, Jean Valjean dikenal adil dan suka menolong sehingga sangat dicintai rakyatnya. Rupanya Jean Valjean benar-benar menjalankan amanah dari Uskup Myriel.

Tapi nasib baik Jean Valjean itu mulai berubah karena tanpa sadar Jean Valjean melalui mandornya telah memecat seorang buruh wanita bernama Fantine karena ketahuan punya anak perempuan di luar nikah bernama Cosette.

Setelah diusir dari pabrik, nasib Fantine semakin menyedihkan karena ia tetap harus menghidupi Cosette, putrinya. Selama ini Fantine menitipkan Cosette di penginapan milik keluarga Thenardier yang licik dan mata duitan. Suami istri Thenardier selalu mengirim surat yang isinya kebohongan kepada Fantine agar Fantine selalu mengirim uang untuk Cosette.
Karena tidak lagi bekerja, Fantine terpaksa menjual rambut dan giginya untuk membiayai Cosette. Tetapi Suami istri Thenardier terus menerus berbohong untuk memeras Fantine sehingga untuk membiayai hutangnya, Fantine terpaksa menjadi pelacur.

Jean Valjean akhirnya memang bisa menemukan Fantine tapi sayangnya sangat terlambat. Fantine dalam keadaan tertangkap polisi di jalanan dan terluka parah karena dianiaya seorang lelaki hidung belang.

Jean Valjean sudah berusaha membawa Fantine ke rumah sakit tetapi karena lukanya terlalu parah, Fantine meninggal dunia. Untuk menebus rasa bersalahnya kepada Fantine, Jean Valjean bertekad akan menemukan dan merawat Cosette.

Pada aktu itu nasib Cosette sama tragisnya dengan nasib ibunya. Karena sudah tidak dikirimi uang, suami istri Thenardier memperlakukan Cosette dengan sangat buruk dan dianggap sebagai budak.

Masalah Jean Valjean semakin rumit karena ada seseorang bernama Champmathieu disangka oleh pengadilan sebagai Jean Valjean si buronan polisi.

Mengetahui hal itu, Jean Valjean dilanda dilema besar, apakah ia harus mengaku siapa dia sebenarnya kepada pengadilan untuk menyelamatkan Champmathieu ataukah ia tetap bersembunyi di balik nama besar Monsieur Madeleine, mengingat Monseiur Madelaine juga punya ratusan karyawan yang harus dihidupi dengan pabriknya.

Jean Valjean memutuskan untuk melakukan kejujuran dengan mengaku dialah Jean Valjean yang sebenarnya agar Champmathieu bisa bebas. Tapi untungnya selama ini Jean Valjean dikenal sebagai Monseiur Madeleine seorang walikota yang baik hati sehingga pengadilan tidak mempercayainya.
Celakanya Inspektur Javert mengenali Monseiur Madeleine sebagai Jean Valjean, buronan yang sangat dibencinya. Menurut Inspektur Javert, keadilan tetap harus ditegakkan tanpa pandang bulu sehingga walaupun Jean Valjean telah menjadi orang baik dan dicintai banyak orang, ia tetap buronan polisi dan tetap harus ditangkap dan dihukum. Rupanya perwira polisi ini tidak sadar bahwa keadilan sejati adalah keadilan yang disertai kasih sayang.

Setelah melalui pertarungan yang seru, Jean Valjean bisa melarikan diri dari Inspektur Javert bahkan bisa menemukan Cosette di penginapan keluarga Thenardier. Setelah membayar sangat mahal kepada suami istri Thenardier, Jean Valjean bisa mengadopsi Cosette.

Dengan demikian beban Jean Valjean menjadi semakin berat karena ia tidak hanya seorang diri menghindari kejaran Inspektur Javert tetapi harus bersama Cosette.

Untunglah kebaikan hati Jean Valjean di masa lalu bisa menolongnya. Seorang warga Montreuil-sur-Mer yang dulu pernah ditolong Jean Valjean semasa menjadi walikota bersedia menyembunyikan Jean Valjean dan Cosette di rumahnya sehingga bisa lolos dari Inspektur Javert. Di rumah warga Montreuil-sur-Mer itu, Jean Valjean membesarkan Cosette seperti anaknya sendiri sampai waktu berjalan 9 tahun dan Cosette tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik.

Pada waktu itu situasi politik di Prancis sedang kacau balau. Sistem pemerintahan Prancis saat itu yang berupa monarki/kerajaan hanya menguntungkan para bangsawan sehingga rakyat jelata semakin miskin dan menderita. Bahkan keluarga Thenardier yang tadinya cukup kaya karena punya penginapan juga jatuh miskin dan menjadi pengemis.

Rakyat Prancis yang sudah muak dengan sistem pemerintahan kerajaan berniat mengubahnya menjadi republik melalui pemberontakan bersenjata atau revolusi.



Pada saat rakyat sedang menyiapkan revolusi, Cosette menjalin hubungan cinta dengan seorang pemuda pemberontak bernama Marius. Cinta Cosette dan Marius itu sebenarnya adalah cinta segitiga karena Marius juga dicintai oleh Eponine yang merupakan putri suami istri Thenardier.

Walaupun patah hati karena cintanya bertepuk sebelah tangan, Eponine tetap mencintai Marius dengan sepenuh hati. Bahkan ketika akhirnya pecah pertempuran antara pasukan pemberontak dan pasukan kerajaan, Eponine rela menolong Marius yang hampir tertembak walaupun akibatnya Eponine sendiri yang tertembak mati. Sebelum mati, Eponine sempat memberikan surat cinta Cosette kepada Marius yang selama ini disembunyikannya.

Jean Valjean akhirnya mengetahui hubungan cinta Cosette dan Marius. Maka di usianya yang sudah sangat lanjut, Jean Valjean berniat membahagiakan Corsette untuk yang terakhir kali dengan menyatukannya dengan Marius.

Untuk bisa menemukan Marius, Jean Valjean bergabung dengan pasukan pemberontak untuk berjuang melawan pasukan kerajaan. Sewaktu berjuang dengan pasukan pemberontak, Jean Valjean menunjukkan jiwa besarnya ketika bertemu lagi dengan Inspektur Javert yang tertangkap oleh para pemberontak.

Walaupun bisa membunuh Inspektur Javert dengan mudah, Jean Valjean malah mengampuni inspektur yang sudah membuat hidupnya menderita itu dan menyuruhnya pergi. Sayangnya kebaikan hati Jean Valjean itu tidak bisa mengubah pendirian Inspektur Javert yang tetap menganggap Jean Valjean sebagai buronan yang harus ditangkapnya.

Setelah melalui perang saudara yang dahsyat ternyata pasukan kerajaan lebih kuat. Pemberontakan berhasil dipadamkan dan semua pemberontak tewas. Marius juga tertembak, untungnya tak sampai mati dan berhasil ditemukan Jean Valjean. Dengan susah payah, Jean Valjean melarikan Marius agar jangan sampai jatuh ke pasukan kerajaan.

Jean Valjean dan Marius sempat tertangkap oleh Inspektur Javert. Untungnya Inspektur Javert masih punya hati nurani sehingga ia membiarkan Jean Valjean yang pernah menyelamatkan nyawanya dari pemberontak untuk pergi bersama Marius.

Bahkan Inspektur Javert merasa sangat bersalah dengan sikapnya menegakkan keadilan tanpa cintan yang sudah menyengsarakan banyak orang tak berdosa itu sehingga Inspektur Javert bunuh diri.

Setelah berhasil melarikan Marius ke tempat yang aman, Jean Valjean berhasil merawat Marius hingga sembuh dari luka-lukanya dan berhasil juga mempertemukan Marius dan Cosette. Kedua pasangan itu akhirnya menikah.

Dengan menikahnya Cosette dan Marius, Jean Valjean merasa semua tanggung jawabnya kepada Fantine sudah selesai. Tapi Jean Valjean juga khawatir jika ia kembali tertangkap sebagai buronan pasti akan membuat malu Cosette maka Jean Valjean pergi meninggalkan Cosette secara diam-diam untuk menghabiskan sisa-sisa masa tuanya.

Cosette tentu saja sangat sedih karena ditinggalkan ayah angkatnya yang sangat dicintainya itu. Tapi akhirnya Cosette dan Marius berhasil menemukan Jean Valjean yang sedang menanti ajalnya di sebuah biara.

Jean Valjean akhirnya bisa meninggal dunia dengan tenang dihadapan orang-orang yang sangat dicintai dan mencintainya yaitu Cosette dan Marius.

Ending film ini sangat mengharukan sehingga membuat saya meneteskan air mata. Setelah menghembuskan nafasnya yang terakhir, arwah Jean Valjean dijemput oleh arwah Fantine dan bertemu dengan arwah para pemberontak teman seperjuangannya yang tewas pada perang saudara Prancis, kemudian mereka bernyanyi bersama dengan gembira.

  1. Dasar rasa cinta tanah air ditayangkan pada saat pemuda-pemuda Prancis tersebut mati-matian membela wilayahnya walaupun satu persatu gugur karena ditembak mati oleh prajurit perang
  2. Unsur-unsur cinta tanah air adalah pantang menyerah, berani membela yang benar, gigih
  3. Nilai -nilai luhur dalam cinta tanah air adalah tidak mau melihat negaranya diduduki oleh bangsa asing dan kekayaannya direbut paksa 
  4. Membuktikan rasa cinta tanah air adalah dengan cara bangga memakai produk dalam negeri, bangga menggunakan bahasa nasional dan bahasa daerah serta lebih mengutamakan pekerja dalam negeri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar